Saturday, July 30, 2011

LATIHAN KEPEMIMPINAN KADER 2011


LATAR BELAKANG

Kemelut dan persoalan masyarakat kian menjadi-jadi dalam kondisi kekinian. Dinamika kebangsaan semakin carut marut dengan terjadinya korupsi dan isu-isu politis yang membebani hidup masyarakat. Persoalan demi persoalan tak kunjung selesai dan cenderung bertambah tanpa solusi yang berarti. Pemerintah disibukkan oleh kepentingan kelompok dan tersandera dalam pertarungan elitis yang tak berujung.

Kasus-kasus yang terjadi di masyarakat semakin sulit diurai telah menjelma menjadi satu problem besar. Hilangnya kesadaran akan nilai-nilai hidup bersama, lunturnya ikatan sosial dalam bernegara, runyamnya kondisi pendidikan, isu-isu terorisme yang merebak, serta segudang persoalan lain di ranah ekonomi maupun politik mengancam sendi-sendi ke-indonesia-an. Penyelenggara Negara tak ubahnya kawanan politik yang saling tarik menarik dalam pusaran kepentingan telah mengabaikan tujuan utama dalam mendorong kesejahteraan hidup warga Negara.

Media akhir-akhir ini telah menunjukkan secara gambling lemahnya kepemimpinan di tingkatan pusat penyelenggara Negara. baik di ranah eksekutif maupun legislative tak lebih dari sekadar panggung sandiwara. Sementara itu pada ranah yudikatif menunjukkan bahwa hukum tak lagi diatas seluruh kepentingan tapi lebih dari sekadar alat kekuasaan dalam melanggengkan berbagai kepentingan ekonomi maupun politik. Kasus Prita Mulyasari, Siami, Ruyati dan banyak persoalan warga Negara lainnya semakin terabaikan dan jauh dari jangkauan keadilan.

Kondisi ini mencerminkan kerapuhan hidup berbangsa dan bernegara diantara semakin tingginya sikap apatis kaum muda terhadap situasi sosial. Ironisnya, gerakan-gerakan mahasiswa yang dulu digambarkan sebagai agen perubahan tak ubahnya seperti situasi elitis yang cenderung larut dalam arus pragmatisme. Hal ini dalam kurun waktu tertentu akan menjadi sebuah problem dilematis dan sulit dibayangkan dampaknya bagi tercapainya kehidupan berbangsa dan bernegara dalam mencapai kebaikan bersama (bonum communae).

PMKRI sebagai salah satu bagian dari gerakan mahasiswa yang sejak awal berdirinya telah mendedikasikan diri bagi terwujudnya keadilan sosial dan kemanusiaan. Di tengah gempuran arus pragmatisme, PMKRI menyadari posisinya yang kian dilematis dalam konteks kekinian. Situasi yang dihadapi PMKRI seperti rendahnya minat mahasiswa dalam membangun solidaritas keorganisasian serta melambungnya biaya pendidikan dan berdirinya pusat-pusat hiburan sebagai konsekuensi derasnya arus kapitalisme melahirkan tantangan tersendiri bagi perhimpunan, PMKRI sebagai organisasi pembinaan harus ekstra waspada sebagai bagian dari gerak perubahan sosial. Kewaspadaan ini terutama dalam menyikapi situasi sosial yang sulit. Di sisi lain tantangan dari sisi internal juga memerlukan perhatian khusus, mengingat pembinaan kader dimulai dari proses internal sebagai kawah candradimuka untuk melahirkan pemimpin yang visioner. melihat lebih jernih dari sisi internal, PMKRI menyadari penurunan jumlah anggota tidak hanya dari segi kuantitas, tapi juga secara kualitas, oleh karenanya perlu untuk membangun komitmen kaderisasi secara konsisten

Melihat realita yang ada serta bertumpu pada pola aksi-refleksi-aksi, maka PMKRI perlu menimbang diri dan kembali focus pada upaya pembinaan mahasiswa tanpa terjebak pada kadar kuantitas. Proses pembinaan yang dijiwai oleh pancasila, kekatolikan dan diwarnai karakter kemahasiswaan sebagai bagian dari lapisan masyarakat intelektual harus didorong pada peningkatan kualitas kader. Maka untuk mendorong seluruh sumber daya yang ada dan diinspirasi oleh visi dan misinya yang luhur, PMKRI Cabang Yogyakarta Santo Thomas Aquinas memerlukan ruang pembinaan yang intens dalam menciptakan karakter kepemimpinan di dalam diri setiap anggotanya.

Mencermati tuntutan situasi masyarakat dan arah pembinaan berjenjang yang menjadi ciri khas PMKRI maka dibutuhkan Latihan Kepemimpinan Kader (LKK). Latihan Kepemimpinan Kader sebagai suatu kawah candradimuka dalam perhimpunan diharapkan dapat mendorong lahirnya generasi intelektual yang berwawasan luas serta memiliki karakter kepemimpinan yang kuat.

NAMA KEGIATAN

Latihan Kepemimpinan Kader (LKK) PMKRI Santo Thomas Aquinas

TEMA

Menuju Kepemimpinan Politik Berkarakter, Visioner dan Misioner

TUJUAN

Latihan Kepemimpinan Kader ini bertujuan untuk :

1. Memperluas pengetahuan dan mengasah mentalitas peserta untuk menjadi pemimpin politik yang visioner dan misioner dengan kemampuan olah spiritualitas kekatolikan yang baik.

2. Meningkatkan kapasitas kepemimpinan upaya transformasi organisasi dan gerakan pemberdayaan masyarakat

3. Mendorong tumbuhnya kepemimpinan yang berpihak pada mereka kelompok kecil, lemah, miskin, terpinggirkan dan Difabel (KLMTD)

WAKTU & TEMPAT PELAKSANAAN

Hari : Kamis s/d Mingg

Tanggal : 08 - 11 September 2011

Tempat : Wisma Salam, Muntilan, Jawa Tengah

PESERTA

Peserta Latihan Kepemimpinan Kader (LKK) sebanyak 40 orang yang merupakan anggota PMKRI dari Komisariat Daerah II (Jateng - DIY) dan cabang-cabang se-Indonesia

KETENTUAN PESERTA

Peserta Latihan Kepemimpinan Kader (LKK) wajib memenuhi syarat - syarat sebagai berikut :

1. Anggota biasa PMKRI (telah lulus MPAB - MABIM)

2. Wajib membuat karya ilmiah (Makalah, Opini, Artikel, dll) yang berkaitan dengan tema materi yang ada. Karya ilmiah tersebut akan diverifikasi dan dijadikan sebagai salah satu syarat kesertaan

3. Wajib membaca minimal 3 buku referensi dan membawa minimal 1 buku referensi dari panitia. Buku tersebut akan diverifikasi oleh Steering Comitee

4. Wajib membawa surat tugas dari DPC

5. Wajib membayar kontribusi peserta sebesar Rp 200.000

REFERENSI BACAAN

Adapun buku-buku yang wajib dibaca oleh peserta antara lain seputar tema:

1. Alkitab dan Ajaran Sosial Gereja

2. Teologi Pembebasan

3. Ajaran Sosial Gereja

4. Sejarah Pemikiran Filsafat

5. Gerakan Sosial

6. Kepemimpinan Tranformatif

7. Kepemimpinan serta tema lain sesuai tema materi LKK

METODE PELATIHAN

1. Role Play

2. Ceramah

3. Dialog Interaktif

4. Dinamika Kelompok

5. Diskusi

6. Games

MATERI PELATIHAN

Adapun materi yang akan diberikan selama pelatihan disesuaikan dengan Silabus LKK sesuai TAP MPA Manado, yakni:

1. Mengenal Diri dalam Relasi Tuhan dan Sesama

2. Teologi Pembebasan

3. Pemikiran - Pemikiran Besar di Dunia

4. Analisis Sosial Kemasyarakatan

5. Konsep dan Metodologi Gerakan Sosial

6. Strategi Pendampingan dan Pengorganisasian Kelompok Masyarakat yang Tertindas

7. Kepemimpinan Transformatif

8. Managemen Organisasi Masyarakat Sipil

9. Perencanaan Strategis

10. Manajemen Konflik

11. Participatory Action Research

PENANGGUNGJAWAB

Dewan Pimpinan Cabang Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Yogyakarta Santo Thomas Aquinas


Untuk kawan-kawan cabang yang membutuhkan proposal lengkap bagi penggalangan dana, dapat diunduh disini. KLIK PROPOSAL